Kampung ini, Membangun Obyek Wisata Sendiri
Perubahan ekonomi sebuah kelompok masyarakat bisa dilakukan dengan cara yang sederhana dan hanya mengandalkan kekuatan solidaritas sosial yang ada. Seperti yang dilakukan warga Dusun Jatisari, Desa Muntuk, Dlingo, Bantul, Yogyakarta. Bergotong-royong mereka menciptakan obyek wisata alam di desanya. Mereka hanya mengandalkan tenaga yang mereka miliki dan berhasil.
Kampung Jatisari terletak di atas perbukitan yang sebagian besar tanahnya berupa bebatuan. Di kampung itu banyak lahan yang tidak terpakai karena tidak bisa ditanami. Melihat itu para pemuda memiliki ide untuk menyulap sebagian tanah milik warga yang hanya berupa semak-belukar itu untuk disulap menjadi obyek wisata.
Ide ini muncul dari fakta bahwa desa mereka termasuk desa yang memiliki beberapa obyek wisata Hutan Pinus yang ramai dikunjungi. Hanya saja, letaknya berjauhan dan mereka tidak kebagian rejeki dari keramaian wisata di sana. Maka mereka berpikir, mereka harus menciptakan obyek wisata di kampungnya agar warga kampung ini juga ‘kecipratan roti wisata yang empuk itu.
Masalahnya, mereka tak punya modal dana dan tanah-tanah itu milik warga. Tak kurang akal, para pemuda dusun lalu mengundang seluruh tetua kampung, Rembug Dusun. Pada pertemuan akbar itu mereka membeber rencana besar mereka. Tujuan yang baik pasti menemukan jalannya, warga pemilik tanah langsung setuju menjadikan tanah mereka menjadi obyek wisata. Sebanyak 14 orang pemilik tanah bahkan siap menyerahkan sertifikat tanah mereka untuk proyek Mega Proyek kampungnya ini. Maklum, sepanjang sejarah, baru inilah mimpi besar yang diamini seluruh warga.